
KONFRONTASI - Jurubicara Brigade Hizbullah Irak hari Sabtu (3/3) mengatakan, Amerika tengah berusaha mencari alasan untuk tetap bercokol di Irak dengan menciptakan kelompok teroris baru di negara ini.
Menurut laporan IRNA, Mohammad Mohyi dalam wawancara dengan televisi al-Mayadeen seraya menyinggung pengesahan undang-undang baru parlemen Irak tentang penetapan jadwal tenggat waktu keluarnya pasukan asing dari negara ini menambahkan, pasukan Amerika berusaha memaksa pemerintah Irak agar menerima mereka tetap berada di negara ini.
Mohyi menegaskan bahwa pemerintah Irak harus menjalankan ratifikasi parlemen ini dengan serius dan tidak boleh diam terkait akan menetapnya pasukan asing di negara ini.
Parlemen Irak hari Kamis (1/3) mengesahkan rancangan undang-undang yang berdasarkan pengesahan itu, pemerintah berkewajiban untuk menetapkan program tenggat waktu bagi keluargany pasukan Amerika dari Irak.
Pasukan Amerika pada 2011 telah meninggalkan Irak akibat kekalahan dan kegagalan berkali-kali, tapi pada 2014 mereka kembali memasuki negara ini dengan alasan memerangi Daesh dan menjadi pemimpin koalisi internasional yang dibentuknya.
Kelompok teroris Daesh pada 2014 dengan dukungan finansial dan militer Amerika beserta sekutu Barat dan Arabnya menyerang Irak dan berhasil menduduki sebagian besar kawasan utara dan barat negara ini dan melakukan kejahatan luar biasa di sana.
Pasukan Irak dengan bantuan para penasihat Iran hari Jumat 17 November 2017 berhasil membebaskan kota Rawa di provinsi al-Anbar, barat Irak sebagai pangkalan militer terakhir Daesh di Irak dan dengan pembebasan kota ini praktis Daesh telah berakhir di Irak.[pars/ian]