
Konfrontasi - Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengusulkan pemerintah pusat membangun lembaga pemasyarakatan (lapas) khusus teroris. Sehingga narapidana kasus teroris tak akan mempengaruhi penghuni lain.
Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu mengatakan beberapa mantan terpidana kasus lain malah menjadi teroris. Misalnya, kasus penangkapan teroris di Surabaya yang sebelumnya terlibat dalam tindak pidana narkoba. Oa kemudian direkrut terlibat dalam kasus terorisme.
"Jadi kami usulkan pemerintah punya lapas khusus meminimalisasi teroris," kata Pakde Karwo di Surabaya, Sabtu (18/6/2016).
Lantaran itu, Pakde Karwo mengatakan akan mengirimkan surat ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM) untuk membangun penjara khusus. Pakde Karwo pun mengusulkan lahan di Porong, Sidoarjo, yang dapat dibangun penjara.
Pakde Karwo mengaku berkoordinasi dengan polisi, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror, dan Badan Intelijen Negara (BIN) soal teroris.
"Informasinya sudah ada, tapi kan tidak mungkin saya sampaikan. Kalau terorisnya baca di berita kan bisa kabur," katanya.
Pakde Karwo pun mengimbau masyarakat mulai RT/RW, Lurah, Camat, hingga kepolisian untuk tetap mengandalkan tiga pilar yaitu kepala desa, Babinkantibnas, dan Babinsa untuk berperan aktif mengawasi pergerakan masyarakat di daerah masing-masing.
"Begitu pula degan pengawasan teritori, mulai dari RT/RW yang juga harus siaga. Misalnya ada orang sewa rumah, harus jelas mereka siapa dan kegiatan mereka apa saja dan lainnya," pungkasnya.
Sebelumnya, Polisi dan Densus 88 berhasil untuk menangkap tiga tersangka teroris yang berencana untuk membuat teror di Surabaya. Ketiga terduga teroris dicokok di lokasi yang berbeda. Prio Hadi Purnomo dan Feri Novendi ditangkap di sebuah kontrakan di Jalan Lebak Timur, Surabaya. Sedangkan Jefri ditangkap dikediamannya, Jalan Raya Gresik.
Saat digeledah, Densus 88 menemukan tiga bom siap pakai, dua pucuk laras panjang, satu pucuk laras pendek, kabel bom, beberapa zat kimia, satu bundel uang, dan satu unit laptop. Saat ini, Mabespolri dan Densus 88 masih mengejar kawanan teroris lainnya yang masih berkeliaran di Surabaya atau Jatim. (mtv/mg)